MAHA”siswa” Yang Dewasa
Bayangan indah terpantul dari cahaya yang terpantul diatas air. Langit cerah meresapi kelembutan Bidadari. Kasih sayang manusia membelenggu setiap jiwa yang terhanyut dalam kehidupan. Senyuman manis merasuki setiap hati yang layu. Tatapan indah memberi sekecup harapan tuk masa depan.
Bahagia hari tak tertandingi lagi. Lautan asmara bercumbu didalam rasa manusia. Bersama kilawan indah semerbak mewangi..., mengayun bersama langkah yang pasti. Bangkitkan semangat juang tuk hari esok. Bersama potensi...hingga tergapai masa depan yang abadi. Jangan ragu tuk ungkapkan rasa hati. Sebab hati tidak pernah ragu atas setiap sangkaannya.
Hanyut diantara awan biru yang berlirihkan nada sendu. Hancurkan semua kegagalan diantara berbagai kehidupan. Langkahkan terus kakimu bagi angin menyejukkan Bumi. Mencari secercah cahaya yang bersinar. Kau harus melakukannya...walau berat terasa dihati. Semuanya...harus kau hadapi..., takkan gentar atau harus terhenti. Bertarung melawan asa. tak perduli dengan derita. Merajuk sepi sendiri...mencari setitik nurani. Gejolak angkuh sabda cipta Ilahi. Berayun dalam kegalauwan nurani suci bersih.
Berkarya...keluarkan imajinasi hayal mu. Untuk kepuasan pemberdayaan jiwa. Menggapai manfaat tuk manusia...hingga kau gapai asa kehidupan. Walaupun jutaan hantaman menghajarmu..., hingga jiwamu terbelenggu halusinasi. Belajar lah hidup yang hakiki...., hingga belayan sangsaka menyapu seluruh Alam semesta. Jangan ragu...kobarkan terus semangatmu. Berjuang terus tanpa henti sampai mati!. Raih masa depanmu dengan harapan dan tekad yang bulat. Ayo bangkit!.
Seperti hari ini..., jiwa Gotapi pun dipenuhi dengan semangat untuk menggapai kehidupan. Buktinya ia bisa melewati perkuliahan dengan baik dan penuh semangat. Malah hari itu Gotapi jalan-jalan...sambil cuci mata dikampusnya..., dara-dara Ibukota yang berkeliaran... membuat batinnya selalu mengucapkan kata.
“Ya Allah...sungguh indah ciptaan-Mu!,” setiap kali melihat mereka melintas.
Ketika mata Gotapi lagi sibuk memperhatikan cewek-cewek cantik yang ada disekitar taman. Tiba-tiba matanya difokuskan pada seorang Wanita berjilbab yang sedang duduk diatas bangku..., dia seorang gadis berjilbab yang amat sangat cantik dan mempesona. Tatapan, expresi wajah, dan senyumannya...membuat mata Gotapi tidak bisa melepaskan sedetik pun untuk tidak melihatnya. Tanpa Gotapi sadari langkah kakinya pun berjalan mendekati gadis itu..., semakin dekat Gotapi melangkah...semakin merasa wanita ini bukan lah manusia biasa. Tetapi dia adalah bidadari dari langit... yang diturunkan ke Bumi untuk menemani kehidupan laki-laki seperti Gotapi.
Ternyata dia adalah Firda..., gadis berjilbab yang selalu menjadi kecengan Gotapi selama ini. Firda pun menoleh ketika Gotapi mendekatinya..., dan dia langsung menyapa Gotapi.
“Hey...Gotapi. kemana aja kamu...?, sombong yah sekarang mentang-mentang udah terkenal. Lupa sama Firda...enggak ada kabar...enggak ada telepon. Bener-bener kacang lupa sama kulitnya!,” ucap Firda kekecewaan pada Gotapi.
Gotapi yang di cecer oleh Firda...hampir tak bisa berucap apa-apa.
“Bukan seperti itu Fir...loe salah paham. Masa sih gua bisa melupakan gadis seperti loe..., jangankan melupakan diri loe Fir...melupakan senyuman loe aja gua gak bisa. Mustahil dong kalau gua melupakan loe..., memang sih gua gak pernah nelepon ke rumah loe..., itu karena gua sibuk mikirin rakyat. Diluar sana banyak banyak rakyat miskin yang butuh pertolongan gua..., terus kalau kita tidak pernah ketemu di kampus...mungkin kita belum di takdirkan untuk bertemu aja!,” ucap Gotapi mencoba berkilah.
“Tetapi kamu tetapsaja sombong Got..., masa masa tele-pon saja enggak bisa. Ngobrolin masalah rakyat kek..., soalnya gua malah dapet informasi dari BEM bahwa kamu dan anak-anak tongkrongan Daud berhasil mempecundangi Bapak Walikota di Pengadilan. Masa sih hal-hal seperti itu Firda gak di kasih tau!,” ucap Firda tambah marah.
Gotapi yang melihat expresi Firda yang makin cantik kalau lagi marah..., langsung mencoba menenangkan emosi Firda.
“Iya deh..., gua minta maaf...gua memang bersalah karena gak memberitahu Firda tentang kejadian itu. Terus terang Fir...gua tuh terlalu terbebani banyak pikiran..., sampe-sampe gua lupa ngasih tau loe tentang hal itu. Mungkin sedikit alasan dari gua Fir... terserah loe mau menerima atau enggak..., sebenarnya gua...enggak mau memberatkan loe dengan masalah-masalah yang gua dan anak-anak tongkrongan Daud sedang hadapi. Terus terang masalah masalah itu merupakan masalah yang sangat berat dan tidak mudah di pecahkan..., jadi gua berinisiatif untuk tidak memberitahukan masalah ini...supaya kamu tidak ikut pusing, apalagi kalau kuliah kamu terganggu!,” ucap Gotapi mencoba menjelaskan detail.
“Ya udah...Firda maafin. Tapi entar-entar kalau ada berita–berita terbaru tentang anak-anak tongkrongan Daud...kasih tau Firda yah, kalau enggak Firda bener-bener marah loe!,” ucap Firda mengancam Gotapi.
“Iya deh...gua gak bakalan lupa. Pokoknya beritanya akan gua sampaikan dengan padat, jelas dan akurat!,” ucap Gotapi meyakinkan.
Langit biru semakin cerah. Burung-burung pun menyanyi dengan merdu, Panasnya Matahari menambah indah...kilawan cahaya disekitar kampus tempat Gotapi Kuliah. Sepasang manusia pun sedang bersenda gurau diatas bangku taman kampus...yang indah.
“Fir...selama gua gak ketemu loe, kegiatan loe ngapain aja!,” tanya Gotapi rileks.
“Yah...kuliah..., bantu-bantu orang tua..., terus...sedikit aktif di BEM!,” jawab Firda santai.
“Oh...loe masih aktif di BEM!,” ucap Gotapi expresif.
“Iya..., emang kenapa!,” jawab Firda heran.
“Enggak...!, eh kabar kampus kita gimana?,” tanya Gotapi lagi.
“Baik-baik aja...sehat walafiat!,” jawab Firda sambil tersenyum.
“Ah elo...malah becanda..., maksud gua kegiatan BEM apa aja...?, bukannya sehat walafiat...emangnya BEM manusia!,” ucap Gotapi agak gemes sama Firda.
Firda pun tertawa...kemudian menjawab kembali ucapan Gotapi.
“Abisnya kamu nanya kabar..., emangnya BEM manusia. Ya...udah Firda jawab aja gitu!,” jawab Firda ter-tawa riang.
Kemudian Gotapi pun ikut tertawa..., setelah melihat expresi bahagia dari mata Firda.
“Ah elo...suka begitu..., serius dikit dong!,” ucap Gotapi nada agak sebel.
“Iya...tenang-tenang gua jawab!,” ucap Firda serius. “Kemaren sih BEM masih Baksos...buat korban bencana alam dan daerah-daerah yang miskin. Sekarang juga BEM...lagi mengadakan acara di sekertariat!,” jawab Firda lembut.
“Acara..., ada acara apa...?. terus kamu kok gak ikutan!,” tanya Gotapi.
“Sebenarnya sih... cuma kajian sosial, temanya “Fenomena Gerakan Mahasiswa Pasca Reformasi”. Firda ikut soalnya diundang..., kamu juga boleh ikut Fir...itung-itung ngeramein!,” jawab Firda dengan lugas.
“Kalau Firda yang ngajak sih...gua gak bakalan nolak. Diajak lari seratus kilo pun..., kalau Firda yang ngajak...gua gak bakalan nolak. Asal larinya sama Firda!,” ucap Gotapi dengan expresi wajah bahagia.
“Oke...kalau gitu..., acaranya satu jam lagi!,” ucap Firda sedikit agak judes, setelah mendengar kata-kata ngegombal dari Gotapi.
“Tapi syaratnya satu...!,” ucap Firda mengagetkan.
“Apa tuh?!,” tanya Gotapi heran.
“Disana...jangan mengeluarkan kata-kata gombal!,” ucap Firda dengan mata menyeramkan.
“Iya-iya sorry...gua janji gak bakalan mengeluarkan kata-kata itu!,” ucap Gotapi sambil lima jarinya diangkat.
Dan seterusnya mereka pun terus ngobrol...sampai akhirnya mereka berdua meninggalkan taman itu menuju sekertariat BEM untuk mengikuti kajian sosial tentang “fenomena gerakan mahasiswa pasca reformasi”.
***
Langit sore mulai beradu...dengan siang. Awan putih pun membentuk banyak variasi...bagai sebuah karya seni Tuhan diatas Bumi. Kucing-kucing kampung berlarian mencari makan. Ayam betina pun bersenda gurau dengan anaknya. Bersama sejuknya angin meniup tori.
Lambat laun jiwa Gotapi pun menjadi tenang. Bersama sejuknya kharisma indah sang bidadari. Membuat hati menjadi tegar menatap hidup..., bersama kebahagiaan semu Duniawi.
“Fir...terus terang gua mencintai loe..., gua sayang loe..., gua gak bisa melupakan loe dalam diri gua. Selama ini setiap kali gua bicara sama loe..., bersenda gurau..., juga setiap kali gua melihat loe. Itu...merupakan hal terindah yang pernah gua rasakan dalam hidup gua.
Tetapi ada juga hal-hal yang harus gua katakan secara jujur dan transparan..., gua sayang sama loe tetapi gua gak yakin apakah gua bisa ngejalaninnya...sama elo..., baik dalam bentuk pacaran atau bentuk-bentuk lain. Gua khawatir seandainya gua jalan sama loe...yang gua lakukan bukan malah membuat Firda bahagia..., tetapi justru sebaliknya malah membuat Firda menderita, sering marah-marah..., atau benturan-benturan emosi yang akhirnya menyakiti kita berdua.
Mungkin ucapan gua ini terlalu berlebihan..., tetapi hal itu mungkin bisa menjadi sebuah alasan bagi gua... bahwa gua belum siap untuk ngejalanin ini semua. Tetapi di satu sisi gua gak mau kehilangan loe...sebab loe adalah wanita sempurna yang pernah gua temui di dalam hidup gua. Dari sudut mana pun gua menilai elo...pasti hasilnya baik. Dan dalam penilaian gua jarang ada cewek yang nilainya sebagus ini...apalagi dari semua aspek. Dan dalam benak gua kamu tuh hanya pantas menjadi pendamping hidup gua.
Gua mencintai elo karena menemukan cewek seperti elo itu seribu satu. Seperti gua menemukan sebutir berlian diantara tumpukan butiran-butiran kaca..., kalau berlian itu gua buang kembali ketumpukan kaca...sayang. Sebab belum tentu seribu tahun gua ngobrak-ngabrik tumpukan kaca itu hanya untuk mencari sebutir berlian itu lagi..., kesempatan itu bisa gua dapatkan lagi. Soalnya yang selama ini gua tau...kesempatan itu gak datang dua kali.
Karena itu...kesempatan ini gua pergunakan sebaik mungkin..., walaupun detik ini....gua ngerasa belum siap untuk menggenggam dan menjaga berlian tersebut. Mungkin hal itulah yang selama ini ingin gua ungkapkan..., sebab dalam hidup gua banyak hal yang mesti gua kejar dan gua raih. Tapi hati gua gak mau kesepian dari kasih sayang dan perhatian loe Fir...!,” ucap Gotapi dengan lembut dan serius.
Tanpa mereka sadari...semenjak Gotapi berucap..., mereka sama sekali gak bergerak dari sebuah pohon rindang yang besar. Akhirnya Gotapi pun tertunduk sambil tubuhnya di sandarkan pada pohon yang besar tersebut. Firda yang sangat tidak menyangka dengan luapan perasaan Gotapi hanya terdiam tanpa suara.
Alam pun semakin sejuk di antara dua manusia yang terkulai dalam rasa jiwa. Terhanyut merenyuhkan suasana hati...menjadi kelam dan sunyi. Harmonisasi jiwa Manusia berbaur dalam samudra hayal tanpa batas. Terkuak menampar hati yang layu dan sepi.
Akhirnya Firda mengeluarkan suara.
“Udah Gat...kalau menurut Firda hal-hal seperti itu kalau menurut Firda tidak usah terlalu dipikirin. Sebab kita tidak pernah akan tau apa yang terjadi esok hari..., kalau memang jodoh...mungkin khayalan itu bisa terjadi. Tetapi kalau bukan kamu harus yakin bahwa Allah telah merencanakan sesuatu yang terbaik buat diri kamu..., yang penting dan pasti...harus dilakukan adalah pertemuan hari ini dapat kita syukuri. Karena Allah masih memberi kesempatan kita untuk bertemu..., ngobrol..., tertawa bareng..., sesuatu yang beberapa waktu yang akan datang mungkin sulit kita lakukan...kecuali masih ada takdir untuk kita!,” ucap Firda dengan nada yang lembut dan penuh perhatian.
Gotapi pun merasa tenang setelah mendengar kata-kata yang dewasa keluar dari mulut Firda. Dan setelah merenung beberapa saat ia pun tersenyum dengan pancaran cahaya kebahagiaan di matanya. Kemudian menatap Firda sambil berucap.
“Elo bener Fir..., mungkin ini hanya kegelisahan di hati gua. Apa yang akan terjadi hari esok...ngapain harus kita perdulikan. Justru yang harus kita perdulikan adalah hari ini..., yaitu hari dimana Tuhan masih memberi kesempatan pada gua untuk berbuat sesuatu..., sesuatu yang bermanfaat bagi gua atau pun orang banyak!,” ucap Gotapi mencoba membangkitkan bunga di hatinya yang mulai layu.
“Ya udah..., kalau kamu bener-bener peduli dengan hari ini...sekarang kita pergi ke sekertariat BEM. Siapa tau ada hal-hal bermanfaat yang bisa kamu berikan untuk orang banyak!,” ucap Firda dengan gembira.
“Oke...siapa takut!,” balas Gotapi menantang.
Akhirnya mereka pun bergerak menuju sekertariat BEM...dengan menyusuri jalan-jalan disekitar kampus. Dan tidak lama kemudian mereka pun telah sampai di tempat yang dituju..., tetapi mereka sedikit terlambat...sebab acaranya telah dimulai beberapa saat yang lalu.
Gotapi dan Firda pun akhirnya masuk dan mengikuti kajian sosial tentang fenomena gerakan mahasiswa pasca reformasi..., saat itu beberapa pembicaraan dari BEM sedang menjelaskan tentang gerakan mahasiswa dan reformasi yang sedang berlangsung. Gotapi pun terus mengikuti beberapa pembicaraan seputar gerakan mahasiswa.
Banyak hal yang di ungkapkan pembicara BEM..., diantaranya tuntutan-tuntutan reformasi seperti penegakkan supremasi Hukum..., memberantas KKN..., Desentralisasi.., penghapusan Dwi Fungsi ABRI. Di tambah tuntutan-tuntutan baru yang lagi ngetren seperti turunkan harga BBM, Tarif Dasar Listrik dan Tarif Telepon, menangkap para konglomerat hitam dan tuntutan-tuntutan lain...yang bersifat politis. Gotapi pun mendengarkan dengan detail setiap ucapan dari pembicara BEM tersebut.
“Seperti yang teman-teman ketahui...Pemerintah saat ini sangatlah tidak perduli pada nasib rakyat. Hal ini bisa kita lihat dari kebijakan–kebijakan yang di keluarkan...sangat merugikan rakyat. Krisis keuangan yang sedang di alami Pemerintah bukan berarti suatu bentuk pembenaran...bahwa rakyat lah yang harus menanggung semua ini. Bukankah hancurnya perekonomian di Negeri ini...akibat perbuatan Pemerintah sendiri..., utang yang sangat besar...ditambah korupsi yang merajalela di segala bidang dan tingkatan. Sedangkan rakyat yang selama ini hanya mendengar janji-janji dari para Pejabat...tidak pernah merasakan sedikit pun dari hasil pembangunan. Sedangkan saat ini ketika Pemerintah bangkrut akibat krisis yang terjadi..., semua beban dan penderitaan tersebut diserahkan pada rakyat...bukan kah ini suatu bentuk kebiadaban Penguasa.
Dan saat-saat setelah reformasi...banyak hal terjadi yang dilakukan Pemerintah bukan mensejahterakan rakyat justru malah menyengsarakan rakyat. Banyak tuntutan-tuntutan reformasi yang tidak dipenuhi..., para Penguasa yang mendapat amanat reformasi kelihatan tidak benar-benar sepenuh hati..., kebanyakan malah makin mempersulit kehidupan rakyat.
Di sat kondisi seperti ini..., kira-kira apa yang dapat kita perbuat untuk menyikapi fenomena gerakan mahasiswa pasca reformasi!,” ucapan terakhir dari pembicara BEM.
Dan pernyataan pembicara BEM tersebut...mengundang reaksi dari para peserta kajian sosial. Yang ingin mengkritisi dan mengeluarkan ide-ide tentang fenomena gerakan mahasiswa. Banyak hal yang di ungkapkan pada forum itu. Seperti Demonstrasi yang kurang menggigit, atau ideologi-ideologi yang harus di rubah..., atau hal-hal lain yang harus dijadikan isu di dalam pergerakan Mahasiswa.
Gotapi yang dari tadi memperhatikan diskusi yang sedang berlangsung..., akhirnya ditanya oleh pembicara dari BEM...yang kebetulan sangat mengenal serpak terjang Gotapi di dalam membela kehidupan rakyat.
“Bagaimana kalau menurut saudara Gotapi..., kira-kira hal apa yang harus kita kritisi di dalam fenomena gerakan mahasiswa pasca reformasi ini...?,” tanya pembicara sekaligus moderator dari BEM pada Gotapi.
Gatapi pun diam sesaat...dan kemudian berucap.
“Kalau saya ditanya...tentang apa yang dapat saya kritisi dari fenomena gerakan mahasiswa saat ini..., pertama kali yang saya kritisi adalah mahasiswanya dahulu. Banyak hal-hal yang selama ini tidak terlalu di perdulikan oleh mahasiswa...padahal itu sangatlah penting dari sebuah pergerakan mahasiswa yang dewasa. Walaupun hal itu amat lah sangat sederhana dan selama ini kalian anggap wajar.
Tetapi apabila hal ini tidak berubah..., akan mengakibatkan hal yang sangat fatal bagi sebuah pergerakan mahasiswa. Intinya mahasiswa saat ini belum lah cukup dewasa di dalam memahami dan mengsikapi perubahan yang terjadi!,” ucap Gotapi dengan nada yang menantang.
Seluruh anak BEM yang berada di situ pun kaget dan bengong mendengar ucapan Gotapi.
“Maksud Gotapi mahasiswa saat ini belumlah dewasa...!, Kalau menurut saudara Gotapi mahasiswa sat ini belum dewasa...lantas mahasiswa yang dewasa itu seperti apa?!,” ucap salah seorang dari BEM kebingungan.
Gotapi pun melanjutkan ucapannya.
“Sebelumnya saya mohon maaf...apabila ada ucapan saya yang salah. Tetapi hal ini musti saya ungkapkan, sebab hal ini demi gerakan mahasiswa itu sendiri. Sebenarnya ada beberapa kelakuan mahasiswa baik fikiran maupun tindakan yang mencerminkan ketidakdewasaan mahasiswa itu sendiri.
Yang pertama..., mahasiswa harus bisa menghilangkan kritikan yang memaki dan menghina. Karena memaki dan menghina merupakan simbol ketidakdewasaan seseorang dalam memberi masukan atau aspirasi. Sebesar apapun kesalahan seseorang..., sekotor apapun perbuatan yang dilakukan anak manusia, hal itu tidak bisa di jadikan dasar kita...untuk menghina dan memaki orang tersebut. Karena makian dan hinaan adalah wujud dari rendahnya moralitas dan akhlak orang yang mengucapkannya..., artinya ketika mahasiswa hanya bisa memaki dan menghina... dia tidak lebih rendahnya dari orang yang memaki dan menghina.
Karena itu..., kalau mahasiswa ingin ucapannya di hargai dan didengar..., malahan saat ini kita hilangkan Demonstrasi yang di dalamnya hanya berisi hinaan dan makian. Kritisi kesalahan orang lain dengan cara yang baik dan terhormat..., jangan akhirnya kita ingin meluruskan kesalahan orang lain...tetapi yang kita lakukan dilapangan malah lebih memperhatikan kejelekan dan kekanak-kanakan kita dalam melakukan sebuah tindakan dan aksi.
Walaupun hal itu...dianggap wajar oleh mahasiswa, tetapi lambat laun hal itu tanpa kalian sadari dapat menghancurkan kredibilitas dan legitimasi dari rakyat. Ketika rakyat mempercayakan mahasiswa sebagai penyalur aspirasi...tetapi ketika mahasiswa hanya bisa memaki dan menghina dengan kata-kata yang kotor di setia demonstrasi yang dilakukan. Maka rakyat akan melihat dan kecewa...karena makian dan hina tersebut akan merusak moral dan akhlak kita...sebagai sebuah Bangsa yang memiliki kepribadian yang luhur.
Rakyat pun akan melihat bahwa sebetulnya Mahasiswa belumlah dewasa..., baik dalam pemikiran atau pun tindakannya. Akibatnya dukungan dan harapan dari rakyat lambat laun akan menghilang, dan hal itu terjadi... cuma karena ketidakdewasaan mahasiswa dalam melakukan setiap tindakan dan aksinya.
Coba pahami..., sebab banyak orang yang hancur bukan karena di hancurkan orang lain. Tetapi karena orang tersebut menghancurkan dirinya sendiri, dan hal in berlaku pada kelompok ataupun golongan. Karena itu... dalam memahami fenomena-fenomena mahasiswa...yang pertama kali harus di kritisi adalah mahasiswa itu sendiri..., sebelum kita membahas tuntutan dan strategi yang akan dilakukan dalam gerakan-gerakan mahasiswa.
Yang kedua..., yang harus di pahami dalam membentuk mahasiswa yang dewasa..., Mahasiswa harus mencari dan memberikan solusi dari permasalahan yang terjadi..., bukannya mencari-cari kesalahan-kesalahan dan masalah. Sebab apabila mahasiswa hanya bisa mencari kesalahan dan masalah, maka efek yang terjadi adalah... masalah menjadi rumit atau memunculkan masalah-masalah baru yang membingungkan. Masalah yang sedang terjadi bukannya dapat dicarikan solusi...tetapi justru kondisi yang terjadi semakin rumit dan kompleks. Dan kehadiran mahasiswa pun bukannya menyelesaikan masalah...tetapi malah menambah masalah di tengah-tengah masyarakat.
Akhirnya masalah yang tadinya tidak terlalu besar, menjadi masalah yang sangat besar dan kompleks. Dan penyelesaiaannya pun tidak menyentuh akar masalah... malah terkadang akhirnya tidak selesai, ngambang, dan hilang begitu saja ditelan waktu. Dan semua itu terjadi akibat mahasiswanya sendiri...yang tidak cukup dewasa di dalam memahami dan menyikapi permasalahan yang terjadi di Negeri ini.
Apapun alasannya kalau kita hanya bisa mempermasalahkan masalah..., maka yang terjadi akhirnya hanya lah kekecewaan-kekecewaan akibat tidak selesainya masalah yang ada. Karena itu mahasiswa harusnya menempatkan diri pada “Solusi permasalahan” bukan pada “Masalah”. Apa sih...yang dapat dijadikan solusi dari permasalahan yang terjadi...., bukan apa sih...yang dapat dijadikan kesalahan dari permasalahan yang terjadi.
Gerakan Mahasiswa yang selalu mencari solusi dari permasalahan... merupakan suatu wujud dari ketidakdewasaan mahasiswa itu sendiri. Dengan selalu mencari solusi...dari setiap permasalahan yang terjadi..., maka masalah akan cepat selesai dan tidak akan menimbulkan masalah-masalah baru yang tidak ada hubungannya dengan subtansi masalah. Dan akhirnya masyarakat pun menjadi tenang..., sebab kehadiran mahasiswa dapat menjadi solusi dari permasalahan yang terjadi...dan bukan menambah masalah baru di tengah-tengah masyarakat.
Pemahaman ini harus direnungi secara mendalam. Terlebih lagi di jadikan evaluasi dari setiap aksi-aksi yang telah dan akan dilakukan..., memahami apakah gerakan-gerakan mahasiswa tersebut menjadi solusi atau menjadi masalah. Gerakan-gerakan mana yang menjadi masalah..., dan gerakan-gerakan mana yang menjadi solusi. Gerakan-gerakan mahasiswa yang sekiranya menjadi solusi...maka terus pertahankan dan terus tingkatkan, sedangkan gerakan-gerakan mahasiswa yang sekiranya hanya menjadi masalah-masalah baru...maka segera hentikan..., dan rubah menjadi gerakan yang menjadi solusi... di tengah-tengah masyarakat.
Pemahaman yang ketiga dalam menciptakan mahasiswa yang dewasa..., mahasiswa harus mengetahui permasalahan yang sebenarnya. Permasalahan-permasalahan di Negeri ini yang dampaknya merugikan dan menyengsarakan rakyat..., harus diketahui dan dilihat secara gamblang, terbuka dan jujur. Jangan hanya karena sebuah kesalahan saja lantas kemudian di genelarisasi bahwa semuanya adalah salah..., padahal tidak semuanya salah ...ada beberapa hal yang bisa dikatakan benar. Karena itu untuk permasalahan-permasalahan yang terjadi di Negeri ini...mahasiswa harus mengetahui secara jelas dan apa adanya..., bukan asumsi-asumsi yang tidak berdasar.
Karena apabila mahasiswa hanya bisa berasumsi atau mencari pembenaran dengan menggenelarisir sebuah permasalahan...tanpa mengetahui dan memahami permasalahan yang sebenarnya..., maka itu hanya akan menjadi sebuah bentuk ketidakadilan, ketidakjujuran, dan ketidakdewasaan seorang mahasiswa dalam memahami dan mengsikapi permasalahan yang terjadi di Negeri ini.
Akibatnya ada beberapa hal yang seharusnya tidak perlu disalahkan dalam permasalahan tersebut..., malah disalahkan dan dituduh macam-macam padahal hal tersebut tidak perlu terjadi...apabila kita memahami permasalahan yang sebenarnya. Karena apabila kita memahami permasalahan yang sebenarnya...kita akan tau siapa-siapa yang patut disalahkan dan siapa-siapa yang tidak patut disalahkan. Artinya kita tahu apa yang kita tuntut..., siapa yang harus dituntut..., dan bagaimana menuntutnya.
Sehingga resiko berbuat kesalahan dalam menuduh seseorang dapat dihindari..., kalau kita berusaha memahami permasalahan yang sebenarnya. Dan kedewasaan mahasiswa dalam bertindak pun tidak diragukan lagi di Negeri ini..., masyarakat akan percaya...dan semakin percaya pada setiap aksi-aksi dari mahasiswa. Legitimasi dari rakyat pun tidak diragukan lagi bagi mahasiswa... untuk mengkontrol peta perpolitikan di Negeri ini.
Satu contoh kecil misalnya..., kita ingin mengetahui masalah korupsi di Negeri ini. Mahasiswa jangan hanya bisa menuduh Pejabat A korupsi atau Pejabat-Pejabat lain di Negeri ini korupsi..., tetapi mahasiswa pun harus mengetahui berapa kekayaan para Pejabat baik di Eksekutif, Yudikatif, dan Birokrasi...baik di Pusat maupun di daerah. Dari situ mahasiswa bisa melihat berapa pendapatan gaji Pejabat tersebut... kemudian bandingkan dengan kekayaannya. Kemudian juga...mahasiswa harus mengetahui berapa APBN dan APBD di seluruh Indonesia..., di situ mahasiswa bisa melihat berapa banyak uang rakyat yang ada di Pemerintah Pusat dan uang rakyat yang ada di Pemerintahan Daerah...juga bagaimana realisasi penyaluran uang tersebut untuk rakyat.
Mahasiswa juga harus dapat memahami bagimana... kecilnya gaji Pegawai Negeri yang berdampak pada membudayanya uang pelicin dan pungutan-pungutan liar yang mereka lakukan untuk menambah penghasilan, yang sangat tidak mencukupi untuk kebutuhan hidup. Tetapi akibat budaya uang pelicin dan pungutan liar tersebut Birokrasi jadi rumit...dan masyarakat terbebani dengan pungutan-pungutan liar yang tidak jelas, dan korupsi pun semakin merajalela. Permasalahan seperti inilah yang harus dilihat secara jelas.., terbuka..., dan apa adanya. Sehingga mahasiswa dapat merumuskan tindakan-tindakan untuk menyelesaikan masalah tersebut.
Kesimpulannya mahasiswa yang dewasa adalah mahasiswa yang mampu memahami permasalahan di Negeri ini dengan benar dan apa adanya. Kedewasaan seperti inilah yang dapat mendongkrak kesewenang-wenangan dan ketidakadilan Penguasa di Negeri ini.
Yang keempat dalam membentuk mahasiswa yang dewasa.., keberhasilan-keberhasilan di masa lalu jangan dijadikan dasar bahwa mahasiswa bisa berbuat seenak-nya...dan berbuat sewenang-wenang tanpa berfikir.... apa sih yang sedang mahasiswa perbuat...?, dan apa efeknya pada rakyat!. Keterlenaan inilah yang sangat sering kita lihat...dari setiap aksi-aksi mahasiswa belakangan ini. Kesombongan masa lalu yang dijadikan dasar untuk berbuat seenaknya..., memaksakan kehendak..., bahkan Anarkis.
Mahasiswa terlihat seperti anak kecil yang belum dewasa..., hanya bisa merengek seperti balita...apabila keinginan tidak dipenuhi. Dan tidak perduli kalau tuntutannya tersebut tidak baik atau merugikan, hal inilah yang harus segera dihilangkan dalam benak pemikiran mahasiswa. Masa lalu biarlah menjadi masa lalu yang dapat kita ambil pelajarannya..., sedangkan saat ini adalah masa yang berbeda..., dengan situasi dan kondisi yang berbeda pula. Dan kita tidak bisa menyamakan keadaan masa lalu dengan keadaan saat ini..., karena konteksnya sudah berbeda. Banyak perubahan dan situasi baru yang terjadi di Negeri ini..., yang menuntut diri kita untuk berubah dan selalu menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi.
Artinya kita tidak bisa menggunakan cara masa lalu dalam menyelesaikan sebuah masalah...untuk masa sekarang, walaupun masalah itu adalah masalah yang sama. Sebab keadaannya sudah berbeda...baik dalam situasi maupun kondisi..., maka itu kedewasaan mahasiswa di tuntut untuk memahami perubahan yang terjadi. Bukan yang dilakukan justru hanya laut di dalam hayalan kemenangan dan keterlenaan masa lalu..., yang akhirnya akan mengecewakan mahasiswa itu sendiri..., karena telah banyak ketinggalan tikungan dari para penghianat Bangsa.
Karena itu harus dipahami dan disadari..., jangan terlalu banyak memikirkan sesuatu yang telah berlalu. Bangkit dari tidur...hadapi kenyataan yang jelas di depan mata..., beraksi dengan cepat, tepat, dan bermanfaat untuk Bangsa dan Negara Indonesia.
Yang terakhir untuk membentuk mahasiswa yang dewasa...., perbedaan-perbedaan yang sering terjadi diantara mahasiswa merupakan hal-hal yang wajar..., tetapi harus satu tujuan. Harus ada pemahaman bersama diantara mahasiswa...terhadap apa yang akan di lakukan untuk membangun masa depan Bangsa yang sejahtera. Oleh karena itu... perbedaan kerangka berfikir harus disikapi secara bijaksana.
Apalah arti sebuah gerakan mahasiswa...apabila mahasiswa itu sendiri berpecah belah..., saling bertentangan...., hanya karena perbedaan ideologi, konsep berfikir, atau masalah-masalah lain. Maksudnya... walaupun berbeda mahasiswa harus mempunyai tujuan yang sama..., yaitu kesejahteraan dan keadilan. Jangan hanya karena perbedaan ideologi saja mahasiswa harus terpecah belah, saling menjelekkan, dan saling menghina. Jangan lupa kita berada pada satu Bumi Pertiwi yang sama yaitu Indonesia..., oleh karena itu jangan cuma karena perbedaan konsep berfikir...mahasiswa lantas melupakan bangsa Indonesia yang seharusnya sama-sama kita perjuangkan...dan juga 220 juta rakyat Indonesia yang amat sangat mengharapkan kesejahteraan dan keadilan.
Oleh karena itu... mulai detik ini lupakan semua teori-teori dan konsep-konsep yang kenyataannya belum jelas bisa... diterapkan itu!. Mulai berfikir dan merenungi realitas yang terjadi di dalam masyarakat kita..., apa sih...yang dapat kita perbuat untuk meningkatkan kesejahteraan dan menegakkan keadilan di masyarakat. Jangan berfikir terlalu jauh..., mulai lah berjuang di dalam sistem...sebab yang rusak di Negeri ini adalah manusianya... dan bukan sistemnya. Karena itu apa pun alasan kita... perubahan manusia harus lebih di dahulukan sebelum kita merubah sistemnya. Untuk apa suatu perubahan sistem kalau manusia-manusianya masih bobrok dan rusak.
Dan itu harus dimulai dari diri kita sendiri..., apakah diri kita sudah baik...atau justru diri kita lah yang bobrok dan rusak. Rubahlah diri kita dahulu menjadi baik sebelum kita merubah orang...untuk berbuat baik, buktikan dalam setiap pemikiran dan perbuatan kita... bahwa apa yang kita lakukan adalah semata-mata untuk memperjuangkan kesejahteraan, keadilan, dan kebenaran Ilahi.
Mungkin itu beberapa koreksi gua buat mahasiswa dalam...situasi pasca reformasi ini, masih banyak hal yang harus dipahami dan direnungi...agar mahasiswa dan gerakan mahasiswa menjadi lebih dewasa...dan lebih dewasa lagi.
Sebab kedewasaan itu muncul...apabila kita bisa mempelajari dan memahami kesalahan–kesalahan yang pernah kita lakukan di masa lalu..., artinya kita dapat mengambil hikmah dari setiap pengalaman yang kita lewati dan kita jadikan acuan untuk melangkah kedepannya. Itu mungkin sedikit komentar gua tentang fenomena mahasiswa saat ini..., apabila ada yang tidak menerima komentar gua ini...lebih baik tidak usah didenger..., anggap saja angin lalu. Tetapi kalau ucapan gua ini benar...coba teman-teman semua pahami dan renungi..., mudah-mudahan kedepannya gerakan mahasiswa bisa lebih baik lagi!,” ucap Gotapi setelah menerangkan panjang lebar tentang pendapatnya terhadap fenomena gerakan mahasiswa pasca reformasi... dengan suara yang lembut, gagah, dan berwibawa.
Kalimat suci terhentak didalam kalbu jiwa. Menghunus kesengsaraan dan kesesatan hidup. Melebur segala pemikiran yang penuh dengan asap polusi. Mengayun dalam samudra keindahan nurani. Dalam semerbak indah kicawan burung yang suci dan bersih.
Lautan asmara pun diam tak berkutik. Dalam kenangan raga jiwa manusia. Membasuh seluruh hati dan pikiran yang kotor. Menggapai cahaya Duniawi yang abadi. Cahaya Ilahi pun mengalir diantara lautan jiwa manusia. Membangkitkan semangat juang untuk Negeri yang tercinta. Dalam maungan burung Cakrawala Esa Ababil.
Seluruh peserta yang hadir dalam forum tersebut...hanya diam dan berfikir..., mencoba memahami kesalahan mahasiswa selama ini. Suatu hal yang sederhana....yang selama ini mereka lupakan. Tetapi hal tersebut sangatlah vital bagi sebuah pergerakan mahasiswa yang kritis dan dewasa.
Firda pun yang mengajak Gotapi pada pada kajian BEM hari itu...hanya tersenyum dalam hati. Karena kehadiran Gotapi pada kajian tersebut tidaklah sia-sia...tetapi bermakna sebagai sebuah pembaharuan berfikir bagi para mahasiswa, khususnya bagi anak-anak BEM. Akhirnya pembawa acara dari BEM pun melanjutkan kajian sosial tersebut.
“Mungkin itulah pemikiran saudara kita Gotapi... tentang perlunya menciptakan mahasiswa-mahasiswa baru yang dewasa..., yang Insya Allah mampu mengawal Reformasi yang sedang mati suri ini. Tetapi saya atas nama BEM masih ingin menanyakan pada saudara Gotapi...tentang strategi pergerakan mahasiswa pasca reformasi ini!,” ucap pembicara BEM kepada Gotapi dengan jelas.
Gotapi yang ditanya seperti itu oleh pembawa acara kajian sosial dari BEM hanya terdiam...seperti sedang memikirkan sesuatu.
“Bagaimana...?, apakah saudara Gotapi akan menjawab pertanyaan saya ini. Sebab setelah saya mendengar pemikiran-pemikiran saudara...saya yakin saudara Gotapi memiliki sesuatu dalam memperbaharui strategi pergerakan mahasiswa!,” ucap pembicara dari BEM dengan amat sangat meyakinkan.
Gotapi pun kemudian bersuara.
“Sebenarnya gua punya sedikit pemikiran tentang itu..., tetapi semua itu saya kembalikan kembali pada temen-temen BEM...bagaimana memahami pemikiran saya ini. Konsepnya adalah konsep pergerakan mahasiswa diera otonomi Daerah..., kenapa otonomi daerah...?. sebab otonomi Daerah adalah suatu bentuk perubahan yang terjadi pasca Reformasi. Dan ada hal-hal yang harus lebih mahasiswa kritisi setelah di tetapkannya sistem Desentralisasi ini.
Yang pertama kita kilas balik dahulu..., sebelum berlakunya otonomi daerah...kekuasaan itu semuanya tersentralisasi di Jakarta, baik Eksekutif, Legislatif, Yudikatif dan Birokrasi. Semuanya terpusat di Jakarta...sehingga ketika Reformasi berlangsung ada isu bersama..., musuh bersama..., satu musuh...satu sentral kekuasaan Rezim Suharto. Dan simbolisasi kekuasaan tersebut adalah gedung MPR/DPR..., sehingga strategi saat itu apabila mahasiswa ingin menuntut ketidakadilan dan kesewenang-wenangan Penguasa...yaitu dengan cara menduduki MPR/DPR. Hingga akhirnya mahasiswa berhasil menjatuhkan Rezim yang telah berkuasa selama 30 tahun tersebut.
Sedangkan setelah otonomi Daerah berlaku..., sentralisasi kekuasaan Republik Indonesia terpecaah-pecah ditingkat Kotamadya dan Kabupaten di seluruh Indonesia. Sebab otonomi Daerah adalah dimana Daerah diberi kewenangan untuk mengatur rumah tangganya sendiri... kecuali bidang Politik Luar Negeri, Mankam, Peradilan, Moneter, Fiskal dan Agama. Artinya Pemerintah Pusat tidak lagi mempunyai kekuasaan mutlak terhadap urusan-urusan rumah tangga yang ada di Daerah.
Jumlah Kotamadya dan Kabupaten di Indonesia saat ini berjumlah 376 Kota. Diantaranya 88 Kotamadya dan Kabupaten. Karena itu...suatu saat nanti Mahasiswa akan dibikin bingung dan kepicut, karena kekuasaan saat ini ada di tangan 376 Bupati dan Walikota di seluruh Indonesia.
Kalau dulu...hanya ada satu sentral kekuasaan Jakarta dengan rezimnya Suharto. Tetapi saat ini muncul 367 Suharto-Suharto baru di daerah..., dan hal ini sama sekali tidak di sadari oleh Mahasiswa. Mungkin Mahasiswa baru akan menyadari setelah semuanya terlanjur terjadi..., ketika uang rakyat sudah habis di korupsi..., ketika para Walikota dan Bupati berbuat sewenang-wenang pada rakyat dan tidak adil..., ketika Sumber Daya Alam sudah habis masuk kantong-kantong Pejabat. Baru Mahasiswa sadar bahwa hal tersebut merupakan masalah yang besar dan berbahaya di Negeri ini.
Kesimpulannya...Mahasiswa saat ini mungkin telah ketinggalan tikungan..., apabila tidak segera bertindak cepat dalam mengsikapi permasalahan seperti ini. Dan Mahasiswa harus hati-hati...strategi pergerakan yang dilancarkan saat ini malah salah arah atau salah musuh, sebab apabila Mahasiswa bisa menyelesaikan permasalahan KKN yang ada di Jakarta pun...itu baru 30% kasus KKN yang terjadi di Negeri ini..., dan sisanya yang 70%....masih belum selesai, karena semuanya itu ada Kotamadya dan Kabupaten yang ada di seluruh Indonesia.
Terus terang situasi saat ini lebih sulit dari kondisi dan situasi pada Zaman Suharto dalam masa-masa sebelum berlakunya Otda. Artinya gerakan-gerakan Mahasiswa di tingkat lokal amat sangat di perlukan untuk mengkontrol peta perpolitikan yang ada di 88 Kotamadya dan 288 Kabupaten di seluruh Indonesia. Untuk itu Mahasiswa saat ini harus lebih serius dari sebelumnya di dalam melihat situasi yang terjadi..., sehingga Mahasiswa dapat menemukan strategi yang lebih jitu dalam menanggapi perubahan yang terjadi saat ini.
Karena itu menurut gua...ini mungkin PR baru buat Mahasiswa. Karena saat ini...sedang bermunculan 376 orang Suharto-Suharto baru yang sedang bercokol di seluruh Negara ini. Dan itu sangat berbahaya bagi masa depan kehidupan Bangsa Indonesia ..., bisa-bisa itu akan menjadi bom waktu yang dapat menghancurkan Negeri ini suatu waktu!,” ucap Gotap nada ekspresif untuk meyakinkan seluruh peserta kajian sosial yang hadir di situ.
Dan sekali lagi ucapan Gotapi itu...bikin Firda dan anak-anak BEM terkagum-kagum dengan ide dan pemikiran Gotapi..., hal itu tidak pernah diduga-duga dan disangka-sangka mereka.
Dan tanpa anak-anak BEM sadari..., setelah ucapan Gotapi tersebut ada perubahan-perubahan yang terjadi dalam gerakan-gerakan Mahasiswa dikampusnya. Dan tidak beberapa lama kemudian kajian sosial tentang fenomena gerakan Mahasiswa pasca Reformasi pun selesai. Selesainya acara tersebut pun disertai wajah-wajah puas yang terpancar dari wajah anak-anak BEM dan para peserta Kajian Sosial.
Akhirnya Firda dan Gotapi pun pulang dari kampusnya..., mereka berjalan kaki menuju pangkalan angkot. Sambil berjalan Firda pun ber ucap.
“Got..., kamu tuh hebat banget kalau lagi diskusi!,” ucap Firda ceria.
“Ah Loe...bisa aja, sebenarnya gua cuma mau nunjukin sama loe...bahwa gua masih bisa memberi manfaat bagi orang banyak!,” ucap Gotapi sambil tersenyum manis.
“Iya...pokoknya Firda do’ain semoga kamu bisa jadi Presiden!,” ucap Firda dengan wajah bahagia.
“Amin..., dan do’ain juga...kalau gua jadi Presiden..., lo jadi istri Presidennya!.”
Dan sesaat setelah ucapan itu, bagaikan kilat sebuah tas mendarat dan bersarang pas dimuka Gotapi.
No comments:
Post a Comment